Press "Enter" to skip to content

Kolaborasi Seni, IDF Lakukan Kerjasama Dengan ISI Padang Panjang.

penandatangan MoU oleh Direktur ISI Febri Yulika dan Nungki Kusumatuti .

Padang Panjang, wartapublika.com – Direktur IDF Ratri Anindyajati mengatakan, Lawatari digagas untuk terhubung dengan pegiat seni pertunjukan di kota yang yang disambangi melalui pementasan karya.

Sedangkan IDF bertujuan untuk sebagai laboratorium talenta dan karya dalam ekosistem tari kontemporer di Indonesia,” Dalam tiga dekade IDF telah menghadirkan ratusan pertunjukan serta berbagai platform edukatif,” ujarnya melalui Zoom Meeting, dalam rangkaian jumpa pers Lawatari Padang Panjang, Rabu (6/12) di Ruang Audio Visual, ISI Padang Panjang.

Ratri Anindyajati menyebutkan, IDF merupakan festival tari kontemporer dua tahunan yang telah terlaksana sejak 1992. Menyambut penyelenggaraan edisi festival tahun 2024, IDF mengadakan rangkaian program pra-festival.

Sedangkan Pendiri IDF Nungki Kusumastuti menambahkan, IDF digagas sebagai laboratorium talenta dan karya dalam ekosistem tari kontemporer di Indonesia. Festival kali diadakan pada 1992 oleh beberapa figur tari kontemporer yang terafiliasi dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Saat ini, sebutnya, ada regenerasi dalam tubuh IDF. Namun ada komunikasi yang terjaga dengan baik antara senior dengan yang muda. “Kita sadar dengan perubahan, tapi mesti disikapi dengan bijak.  Cita-cita yang dari awal berdirinya IDF mesti diwujudkan,” sebutnya.

Sementara Kurator Linda Maya Sari mengakui, perjalanan artistik harus dimodifikasi dan seiring dengan etika dalam perjalanannya selayaknya menyambangi rumah estetika.

” Maka Padang Panjang tidak  bisa terlewati begitu saja, karena Padang Panjang adalah salah satu tonggak sejarah artistik, disini lahir dan tumbuh seniman artistik seperti Huriah Adam ,” ujar Linda Maya Sari.

Disisi lain Direktur Ruang Tumbuh, Roza Muliati mengatakan, Ruang Tumbuh adalah komunitas seni di Padang Panjang yang didirikan pada tahun 2019 dengan misi membawa seni ke ruang publik melalui karya seni, penelitian dan pemberdayaan masyarakat.

” Ruang Tumbuh berproses bersama dan memberi ruang kepada seniman- seniman muda Sumatera Barat untuk menyampaikan gagasan mereka dalam bentuk diskusi,” ujar Roza Muliati.

Direktur ISI Padang Panjang, Febri Yulika mengatakan, gelaran Internasional Dance Festival di Padang Panjang membawa warna tersendiri bagi Padang Panjang, khususnya ekosistem kebudayaan. Perguruan Tinggi tidak hanya mercusuar, namun butuh kolaborasi.

Diakui Febri Yulika, kehadiran even komunitas seni belum mendapatkan support yang kuat, sehingga sulit bagi  komunitas untuk berkembang. Diperlukan kolaborasi antara komunitas dan ekosistem untuk satu kebudayaan.

” Kami apresiasi dan menyambut baik Lawatari Padang Panjang yang diinisiaai oleh IDF dan Komunitas Tumbuh,” ujar Febri Yulika.

Febri Yulika berharap akan lahir komunitas tumbuh dan kembang bersama serta berkomitmen,” Semoga kegiatan ini menjadi refrensi banyak hal dan berkelanjutan,” tukas Febri Yulika.

Pada kesempatan tersebut dilakukan kerjasama antara Internasonal Dance Festival  (IDF) dengan Insitut Seni Indonesia  ( ISI ) Padang Panjang melalui penandatangan MoU oleh Direktur ISI Febri Yulika dan Nungki Kusumatuti mewakili Direktur IDF Ratri Anindyajati. ( adek )