Press "Enter" to skip to content

Pembukaan MAHEFF Dihadiri Wabup Ahmad Fadly.

Batusangkar,Wartapublika.com –
Di Gedung Nasional “Maharajo Dirajo” Batusangkar berlangsung pembukaan Mayapura Heritage Film Festival (MAHEFF), Sabtu (14/06/2025) dihadiri Wakil Bupati Tanah Datar Ahmad Fadly.
Kegiatan juga diikuti 300 peserta yang terdiri dari sineas, komunitas flim, pelajar mahasiswa, dan masyarakat umum dari berbagai daerah di Sumatera Barat, kata Drs. Nurmatias selaku Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Sumatra Barat diwakili Kasubag Umum Roni Hidayat.

Roni Hidayat sampaikan, tujuan Kegiatan MAHEFT Public Lecture sesi Cagar Budaya di Sumatera Barat, untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, khususnya generasi muda, pelajar, mahasiswa, serta pelaku film dan budaya, terhadap pontingnya polestarian cagar budaya sebagai bagian dari identitas sejarah dan kekayaan budaya Sumatera Barat.

Lalu katanya, melalui kegiatan ini, peserta diharapkan memperoleh edukasi historis dan kultural yang memperkaya wawasan mereka mengenal situs-situs cagar budaya, baik dari segi nilai historis maupun konteks sosial budayanya.

Selain itu sebut Roni Hidayat, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong integrasi antara warisan budaya dan medium film, dengan menginspirasi sineas dan komunitas kreatif untuk menjadikan cagar budaya sebagai sumber naratif, visual, dan tematik dalam karya karya mereka.

Roni Hidayat katakan, public lecture ini juga menegaskan pentingnya peran film sebagai alat dokumentasi, edukasi, dan promosi dalam upaya pelestarian budaya. Secara strategis, kegiatan ini turut membuka akses informasi terkait peluang kerja sama, program pemerintah, dan dukungan kelembagaan yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas film dan pelaku budaya di Sumatera Barat guna memperkuat keterlibatan mereka dalam pelestarian warisan budaya secara berkelanjutan.

Guru Besar Arkeologi, Fakultas timu Budaya, Universitas Andalas Prof. Dr. Herwandi, M. Hum dalam paparannya katakan, materi akan menekankan pada pentingnya keterlibatan gonerasi muda dalam pelestarian cagar budaya, khususnya melalui pendekatan modifikasi budaya dan kreativitas.

Topik ini sebutnya, diharapkan dapat mendorong peserta, khususnya pelajar, mahasiswa, dan komunitas film, untuk melihat cager budaya sebagai sumber inspirasi yang dapat diolah dan dihidupkan kembali dalam bentuk-bentuk ekspresi baru yang tetap menghargai nilai aslinya.

Sebelumnya ketua panitia sampaikan dalam laporannya, MAHEFF tidak hanya sekadar menjadi ajang pemutaran dan kompetisi film, tetapi juga berfungsi sebagai platform edukatif untuk memperkuat hubungan antara dunia perfilman pelestarian budaya.

Melalui MAHEFF Public lecture, festival ini menghadirkan program pembelajaran yang memperdalam pemahaman tentang warisan budaya dan peran film dalam merawat memori kolektif, sebut ketua panitia.

Kegiatan ini sebut ketua panitia, diikuti oleh 300 peserta yang terdiri dari sineas, komunitas flim, pelajar mahasiswa, dan masyarakat umum dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Public lecture sesi mongenai cagar budaya ini juga bertepatan dengan Hari Purbakala ke-112.

Arief Malinmudo Sutradara dan Penulis Skenario Nasional, dari Sumatera Barat pun paparkan, tema besar yang diangkat dalam MAHEFF Public Lecture tahun ini adalah “Potensi Pemanfaatan Cagar Budaya sebagai ide Hingga Latar Film”.

Tema ini bertujuan untuk menggali dan mengangkat nilai nilai historis, budaya, dan estetika dari sebuah cagar budaya sebagai sumber inspirasi dalam penggarapan karya fim, sekaligus mendorong untuk pelestarian serta meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya warisan budaya benda, khususnya generasi muda dan pelaku kreatif.

Arief Malinmudo sampaikan materi akan difokuskan pada perspektif filmmaker Sumatera Barat terhadap kekayaan Cagar Budaya di Sumatera Barat yang notabene bisa dijadikan bahas penggarapan karya sinoma, entah itu sumber ide cerita hingga menjadikannya lokasi syuting. .(nh).

More from NEWSMore posts in NEWS »