Padang Panjang, wartapublika.com – Semarak Idul Fitri kembali terasa, namun tahun ini para pedagang kue Lebaran menghadapi tantangan baru: persaingan dari penjualan online.
Meskipun permintaan kue Lebaran tetap tinggi, banyak pembeli yang beralih memesan melalui platform online, mempengaruhi omset beberapa pedagang tradisional.
Ibu Netti (43 tahun), pedagang kue Lebaran di Pasar Baru, Padang Panjang merasakan dampaknya. “Tahun ini agak sepi, banyak yang pesan online. Meskipun masih ada pembeli langsung, tapi jumlahnya tidak sebanyak tahun lalu,” ujarnya.
Ibu Netti menjual berbagai macam kue kering khas Lebaran, namun mengakui kesulitan bersaing dengan toko online yang menawarkan kemudahan dan berbagai pilihan.
Ibu Dar (52 tahun), pedagang di pusat perbelanjaan, mengatakan hal serupa. “Pesanan dari perusahaan masih banyak, tapi pesanan perorangan menurun. Banyak yang lebih praktis pesan online,” ungkapnya.
Ia mengakui perlu beradaptasi dengan tren digital untuk tetap bertahan. Persaingan online memang memberikan tantangan bagi pedagang kue Lebaran tradisional. Namun, tidak semua pedagang terdampak negatif.
Beberapa pedagang berhasil menggabungkan strategi penjualan online dan offline, mendapatkan keuntungan dari kedua platform tersebut. Salah satu strategi yang efektif adalah memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk.
Pedagang juga perlu memperhatikan kualitas produk dan layanan pelanggan agar tetap kompetitif. Kemasan yang menarik dan harga yang kompetitif juga menjadi faktor penting dalam menarik pembeli. Di tengah tantangan ini, para pedagang kue Lebaran tetap optimis.
Mereka terus berinovasi dan beradaptasi agar tetap dapat bertahan dan meraih keuntungan di tengah persaingan bisnis yang semakin dinamis dan berharap pemerintah dapat memberikan dukungan untuk membantu para pelaku UMKM dalam menghadapi era digital ini.(adk)