Press "Enter" to skip to content

Kondisi Literasi di Indonesia Saat Ini: Tantangan dan Harapan

Rini Martha Zohana

Oleh : Rini Martha Zohana

Indonesia, sebagai negara dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa, menghadapi berbagai tantangan dalam upaya meningkatkan tingkat literasi di seluruh lapisan masyarakatnya. Meskipun telah terjadi beberapa kemajuan dalam beberapa dekade terakhir, data menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tingkat literasi yang optimal.

Statistik dan Realitas

Menurut laporan Program for International Student Assessment (PISA) yang diterbitkan oleh OECD pada 2018, Indonesia berada di peringkat 74 dari 79 negara dalam hal kemampuan membaca siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa banyak siswa Indonesia yang belum mencapai standar minimum literasi yang diharapkan pada usia mereka. Laporan ini juga mencerminkan bahwa masalah literasi di Indonesia tidak hanya terletak pada akses terhadap pendidikan, tetapi juga pada kualitas pendidikan itu sendiri.

Tantangan Utama

1. Kesenjangan Akses Pendidikan
Di beberapa daerah terpencil, akses terhadap pendidikan masih menjadi tantangan besar. Infrastruktur yang kurang memadai, keterbatasan jumlah guru, serta minimnya fasilitas belajar mengajar merupakan beberapa faktor yang memperparah kondisi ini.  Anak-anak di daerah pedesaan sering kali harus menempuh perjalanan jauh untuk mencapai sekolah terdekat, yang kadang-kadang mempengaruhi kehadiran mereka di sekolah.

2. Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan di Indonesia masih menghadapi banyak kendala, mulai dari kurikulum yang kurang relevan dengan kebutuhan zaman, metode pengajaran yang kurang inovatif, hingga minimnya pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi mereka. Kurangnya buku dan bahan bacaan yang menarik dan sesuai untuk berbagai tingkat usia juga menjadi masalah.

3. Budaya Membaca
Budaya membaca di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data dari Central Connecticut State University pada 2016, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal literasi dan minat baca. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca, termasuk perkembangan teknologi dan media digital yang menggeser perhatian masyarakat, terutama generasi muda, dari buku ke layar gadget.

Upaya dan Inisiatif

Meski demikian, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan berbagai program seperti Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang bertujuan untuk menumbuhkan budaya membaca di kalangan siswa. Selain itu, terdapat banyak inisiatif dari komunitas dan organisasi non-pemerintah yang berfokus pada peningkatan literasi, seperti penyediaan perpustakaan keliling dan program donasi buku.