“Innalillahi wa innailaihi rojiun..”
Kabar duka itu tiba disaat awak redaksi Kominfo Padang Panjang baru saja usai menunaikan Salat Jumat. Sebuah kabar yang sontak membuat mata sabak. Kabar duka tentang dunsanak yang selama ini sama-sama berjuang menghadirkan informasi terkini untuk disajikan ke pembaca media informasi Kominfo.
Wulya Marthayadi, sahabat kami ini, telah tunai memenuhi janji yang sudah ditakdirkanNya. Diusia yang relatif muda, 34 tahun, kameramen tangguh Kominfo ini berpulang ke Rahmatullah, dalam perawatannya di RS Achmad Mochtar (RSAM), Kota Bukittinggi. Jumat, 26 Mei 2023, ketika jarum waktu menunjukkan pukul 13.55 WIB.
Semula, Wulya dirawat di RSUD Kota Padang Panjang sejak Sabtu 20 Mei lalu. Komplikasi beragam penyakit yang dideritanya, membuat tim medis merujuk pria kelahiran Koto Tangah Simalanggang, Kabupaten Limapuluh Kota, 22 Juni 1989 ini ke RSAM, Selasa (23/5).
Sebagai seorang kameramen andalan Kominfo, etos kerja Wulya sangat diakui rekan sejawatnya. Ia termasuk yang sangat bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan kepadanya. Sebelum acara dimulai untuk diliput, alumni Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, TV dan Film di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang ini sudah berada di lokasi. Pun hujan, bukan halangan baginya untuk mangkir dari penugasan.
“Wul.., lah di lokasi, Miss,” begitu ia selalu rajin memberi laporan di grup Whatsapp Tim Liputan Kominfo, di setiap tugas yang diberikan Koordinator Liputan, Yuliati Desi Putri.
Tatkala ia baru keluar dari RSUD Padang Panjang saat dirawat pada medio Februari silam, dan mulai menjalani rawat jalan, ia masih menyempatkan diri mengirim pesan. “Bang, setelah ini Wul mau masuk kantor lagi,” tulisnya. Kami di redaksi, mencegah. Biarlah Wulya benar-benar pulih dulu. Ia telah melalui rawatan yang begitu panjang dan sempat koma saat itu.
Keinginannya masuk kantor, pun diulanginya kembali saat bertemu saya, Redaktur Pelaksananya. “Kalau sudah selesai Wul cuci darah, izinkan Wul masuk kantor ya Bang,” ucapnya. Saya hanya bisa menjawab sambil tersenyum, “Sehatkan benarlah dulu badannya Wul. Soal kerja, nanti pikirkan”.
Selain sebagai kameramen yang “siap tempur” setiap saat setiap waktu, dihari kerja maupun di hari libur, Wulya adalah figur yang sangat menyenangkan bagi seluruh awak redaksi maupun rekan sejawat di Kominfo. Termasuk bagi anak-anak magang dari berbagai universitas yang menimba ilmu ke dinas ini. Wulya-lah yang menjadi mentornya. Wulya-lah yang membimbing mereka. Menyediakan waktunya untuk menemani mereka ke lapangan. Membagikan ilmunya ke mahasiswa-mahasiswi itu. Menjadi dosen untuk mereka.
Maka jangan heran, begitu kabar duka tersebut datang, grup WA Anak-anak Magang yang anggotanya selalu bertambah itu, langsung terenyuh. Mereka turut merasakan perih duka yang kami rasakan. Karena mereka juga merasakan kehilangan Wulya, yang notabene berjasa bagi mereka dalam menjalani rutinitas liputan di Kominfo.
Kami kehilangan. Tapi kami ikhlas, karena Allah lebih sayang, melebihi sayang kami ke Wulya. Selamat jalan kawan.., teruslah ke Surga.
Penulis : Maryulis Max.
Sumber : Kominfo PP.