Press "Enter" to skip to content

๐—”๐—ด๐—ฟ๐—ถ๐—ฏ๐—ถ๐˜€๐—ป๐—ถ๐˜€ ๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ฏ๐—ฎ๐˜€๐—ถ๐˜€ ๐—ž๐—ผ๐—บ๐—ผ๐—ฑ๐—ถ๐˜๐—ฎ๐˜€ ๐—จ๐—ป๐—ด๐—ด๐˜‚๐—น๐—ฎ๐—ป

Indra Gusnady

Oleh : Indra Gusnady

Lapangan Usaha Pertanian, Perkebunan dan kehutanan sampai Tahun 2020, masih tetap penyumbang terbesar bagi PDRB Propinsi Sumatera Barat. Lapangan Usaha ini, menyumbang sebesar 54,2 Triliun atau 22,38 persen dari Total PDRB Sumatera Barat (Atas dasar harga berlaku).

Namun demikian, secara rata-rata pertumbuhan pertahun Lapangan Usaha Ini di Sumatera Barat selama periode Tahun 2016-2020 lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan PDRB Sumatera Barat, yaitu sebesar 2,58 persen.Besaran nilai lapangan Usaha Pertanian, perkebunan dan kehutanan yang tercantum di PDRB Sumatera Barat,merupakan akumulasi dari nilai seluruh produksi dari Kabupaten/Kota.

Artinya, ketika bicara tentang peningkatan Sektor Pertanian adalah upaya bersama dari seluruh Kabupaten/Kota untuk meningkatkan nilai produk pertanian sesuai dengan keunggulan masing-masing daerah.

Kabupaten Solok dipilih karena merupakan salah satu kabupaten/kota di Sumatera Barat yang Sektor Pertanian dominan kontribusinya terhadap PDRB. Pada tahun 2020 kontribusi lapangan usaha ini sebesar 34,76 persen dari Total PDRB Kabupaten Solok.

Peningkatan produksi Sektor Pertanian, secara umum dapat dimulai dari proses pembibitan, proses bercocok tanam, pengolahan pasca panen dan penerapan, Teknologi Pertanian, distribusi dan pemasaran.

Namun demikian, terdapat juga persoalan stabilitas harga produksi pertanian, ketika produksi meningkat bersamaan waktunya pada suatu musim panen, berlaku hukum ‘Suply & Demand’. Terutama, untuk komoditas Hasil Pertanian yang tidak tahan lama seperti Komoditas Hortikultura. Salah satu alternatif upaya yang bisa dilakukan adalah pengembangan Agribisnis/Agroindustri.

Disamping sebagai alternatif menampung hasil produk pertanian, juga dalam rangka menjaga stabilitas harga komoditas pertanian, peningkatan nilai tambah, sekaligus memberikan sumbangan terhadap Lapangan Usaha terkait yaitu Industri Pengolahan dan pada akhirnya bermuara kepada PDRB.

Kabupaten Solok memiliki Keindahan Alam dan Potensi Destinasi Pariwisata yang beragam dan Exotis (kepingan surga di bumi katulistiwa), Kabupaten Solok juga memiliki Lahan dan produksi pertanian terutama tanaman hortikultura yang memberikan kontribusi besar terhadap Produksi Hortikultura Sumatera Barat secara keseluruhan.

Tulisan ini, memaparkan analisis Sektor/Sub Sektor Unggulan (Location Quotient Analysis), Perkembangan produksi Komoditas-komoditas unggulan pada tahun 2020, serta prospek peningkatan nilai tambahnya dalam konteks pembangunan industri berbasis komoditi unggulan Hotikultura (Agroindustri) di Propinsi Sumatera Barat.

๐—ฆ๐—ฒ๐—ธ๐˜๐—ผ๐—ฟ ๐—จ๐—ป๐—ด๐—ด๐˜‚๐—น๐—ฎ๐—ป

Sektor unggulan adalah sektor yang mampu mendorong pertumbuhan atau perkembangan bagi sektor-sektor lainnya, baik sektor yang mensuplai inputnya maupun sektor yang memanfaatkan outputnya sebagai input dalam proses produksinya (Widodo, 2006).

Sektor unggulan biasanya berkaitan dengan suatu perbandingan, baik itu perbandingan berskala regional, maupun nasional. Suatu daerah akan mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain. Sektor/lapangan Usaha Unggulan di suatu daerah (wilayah) berhubungan erat dengan data PDRB dari daerah bersangkutan.Salahsatu metode yang sering dipakai untuk menentukan sektor unggulan atau sektor basis suatu daerah adalah Analisis location quotient (LQ).

Pada intinya analisis LQ ini, Jika suatu daerah memiliki suatu sektor/sub sektor yang dominan kontribusinya terhadap Total PDRB (kabupaten/kota) dibandingkan dengan kontribusi sektor/sub sektor yang sama terhadap Total PDRB pada daerah yang lebih luas (Propinsi) maka dikatakan sektor tersebut sebagai sektor unggulan daerah.

Berdasarkan publikasi BPS terbaru yang dirilis pada bulan April 2021 ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2020 yang memberikan kontribusi terbesar terhadap Perekonomian Kabupaten Solok adalah Lapangan usaha Pertanian, kehutanan dan perkebunan sebesar 4,69 Triliun atau 34,7 persen dari Total PDRB ( 13,51 Trilyun).

Sedangkan pada tingkat Propinsi Sektor/Lapangan Usaha Pertanian, kehutanan dan perkebunan memberikan kontribusi sebesar 54,2 Triliun atau 22,38 persen dari Total PDRB Sumatera Barat. Artinya, Kontribusi Sektor/Lapangan Usaha Pertanian, kehutanan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Solok lebih besar dibandingkan dengan Kontribusi Sektor/lapangan usaha yang sama pada terhadap Total PDRB pada tingkat Propinsi Sumatera Barat.

Dengan demikian dapat disimpulkan Sektor/lapangan Usaha Pertanian, kehutanan dan perikanan adalah sektor/lapangan usaha unggulan di Kabupaten Solok, Lebih khusus lagi Sub sektor Pertanian.๐—›๐—ผ๐—ฟ๐˜๐—ถ๐—ธ๐˜‚๐—น๐˜๐˜‚๐—ฟ๐—ฎhortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin ‘hortus’ (tanaman kebun) dan ‘cultura/colere’ (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun.

Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya sayur-sayur dan buah buahan, tanaman hias, tanaman obat.Komoditas Hortikultura dikatakan sebagai komoditas yang bernilai ekonomis tinggi karena mempunyai pangsa pasar yang luas dan dibutuhkan oleh masyarakat (konsumen) sepanjang waktu.

Klasifikasi tanaman hortikultura yang ditanam setiap tahun dengan luas lahan panen serta produksi yang cukup besar di Propinsi Sumatera Barat adalah Tanaman Sayuran dan Buahan Semusim.Hasil pengolahan Data yang dilakukan terhadap Data Produksi Tanaman Sayuran dan Buahan Semusim (Sumatera Barat Dalam Angka 2021). Dari 20 jenis Produksi Tanaman dan Sayuran yang ada di Sumatera Barat, 45,7 persen hasil produksi Kabupaten Solok.

Terdapat 5 komoditas yang menonjol dan paling besar produksinya diantara kabupaten/Kota di Sumatera Barat, antara lain:

1). Bawang merah, 90,3 persen dari Total produksi Bawah Merah di Sumatera Barat Tahun 2020;

2) Kol/kubis, 74 persen dari total Produksi;

3). Wortel, 75,6 persen;

4). Bawang Putih, 73,5 persen;

5). Kentang, 61,7 persen;

6) Tomat, 55,2 persen; dan

7). Cabai Merah (Besar), 24,4 persen dari total produksi Cabai Merah di Sumatera Barat.

Disamping komoditas Sayuran dan buah-buahan semusim diatas, ada beberapa jenis buah-buahan dan umbi yang potensial di Kabupaten Solok, yaitu: ubi jalar, menyumbang 35,4 persen dari total produksi ubi jalar di Sumatera Barat: Alpukat, 62 persen dari produksi Alpukat propinsi Sumatera Barat, berasal dari Kabupaten Solok; dan buah khas Solok ‘Markisah’, 99,5 persen dari Total Produksi Markisah Sumatera Barat

.๐—”๐—ด๐—ฟ๐—ถ ๐—•๐—ถ๐˜€๐—ป๐—ถ๐˜€

Agribisnis adalah sebuah bisnis dengan basis usaha pertanian maupun bidang lain. Tujuan dari agribisnis adalah untuk mendukung pertanian, mulai dari sektor hulu hingga hilir. Agribisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang kompleks, melingkupi industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian serta juga hasil olahan produk pertanian, industri manufaktur dan juga distribusi bagi bahan pangan dan produk olahan pertanian lainnya kepada pengguna/ konsumen.

Tujuan Agribisnis Memberikan nilai tambah produk pertanian, Meningkatkan pendapatan daerah, memperluas lapangan kerja dan distribusi pendapatan masyarakat di daerah.Cabai Merah, seperti halnya tanaman semusim lainnya, sangat rentan terhadap fluktuasi harga.

Ketika, produksi melimpah harga turun demikian sebaliknya. Bahkan dalam Teori Ekonomi ada istilah ‘Cobweb theorem’ mengacu kepada prilaku harga cabai. Sangatlah sulit untuk melakukan stabilitas harga karena sifat komoditasnya tidak bertahan lama dalam keadaan segar.

Demikian juga halnya dengan komoditas buah-buahan seperti; Tomat, Alpukat, dan Markisah yang cukup dominan produksinya di Kabupaten Solok. Pada berbagai kesempatan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, Chandra menyampaikan; Agar komoditi seperti Cabai Merah, Tomat bisa memberikan nilai tambah dan petani tidak rugi ketika produksi melimpah maka perlu diversifikasi produk untuk diolah menjadi saus/pasta tomat dan sambal cabe misalnya, atau bawang dalam bentuk minyak bawang.

Tentu, untuk mewujudkan itu semua perlu pembenahan sistim dari hulu ke hilir, teknologi pengolahan, jaringan distribusi dan pemasaran.

๐—ž๐—ฒ๐˜€๐—ถ๐—บ๐—ฝ๐˜‚๐—น๐—ฎ๐—ป, peluang untuk pengembangan Industri berbasis komoditi unggulan hortikultura di Kabupaten Solok sangatlah besar. Seperti: pembuatan saos/pasta tomat dan cabe merah, atau bawang dalam bentuk minyak bawang & bawang goreng, kripik kentang, juice/sari markisah, dan lain-lain.

Didukung oleh kontinitas produksi komoditas-komoditas ini pada Usaha Tani masyarakat, serta ‘brand’ yang terbentuk bahwa Kabupaten Solok adalah Sentra Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-buahan segar, menjadi nilai jual untuk pemasarannya.Kabupaten Solok, bisa menjadi Pelopor dalam pengembangan Agribisnis berbasis komoditas unggulan Hortikultura di Sumatera Barat bahkan di Wilayah Sumatera. (*IG)